Kisah Pengorbanan Pemuda Sebelum Dihukum Mati

Kisah Pengorbanan Suci Seorang Pemuda Sebelum Dihukum Pancung
Kisah pengorbanan pemuda sebelum dihukum mati
ilmufid.com - Kisah pengorbanan pemuda sebelum dihukum mati - Seorang pemuda sedang dalam suatu perjalanan yang jauh, ia terasa amat letih. Dia pun berhenti istirahat di sebuah kawasan perkampungan dan melepaskan kudanya mencari makan di situ. Oleh karena keletihannya itu, pemuda itu tertidur di bawah sebuah pohon. Kudanya yang kelaparan mencari makan di suatu kawasan ladang dan memakan tanaman di situ.

Tidak berapa lama kemudian, sang petani yang memiliki ladang itu pun kembali. Ia melihat tanamannya habis musnah, petani itupun hilang kesabarannya lalu membunuh kuda yang memakan tamannya tersebut.

Ketika terbangun dari tidurnya, pemuda itu mencari kudanya. Setelah lama mencari, dia tidak juga menjumpai kudanya. Akhirnya dia melihat bangkai kudanya di sebuah ladang. Melihat keadaan itu, dia menjadi marah dan mencari siapa yang membunuh kudanya tersebut. Dia terus berjalan menuju sebuah rumah.

Begitu dia menjumpai tuan rumah, dia terus mencaci dan menuduh pemilik rumah itu yang membunuh kudanya, akhirnya terjadilah perkelahian dan akhirnya petani itupun terbunuh. Peristiwa itu diketahui oleh banyak orang. Pemuda itu dibawa untuk berjumpa khalifah untuk diadilkan berdasarkan hukum Qisas, bunuh dibalas dengan bunuh.


Khalifah memerintahkan supaya dia dipenjarakan sehari semalam sebelum dia dipancung pada jam lima besok sore. Pemuda itu memohon supaya dia diperkenankan pulang sebentar untuk berjumpa ibunya dan menyelesaikan satu masalah yang amat penting.

Khalifah tidak mengabulkan permohonan pemuda itu. Namun pemuda itu tidak berputus asa dan terus memohon sambil menyatakan dia mempunyai tanggung jawab yang mesti diselesaikan sebelum dia dihukum pancung.

Dia berjanji akan balik segera sebaik saja urusannya selesai. Khalifah meminta pandangan waris si mati. Anak petani itu tidak mengizinkan pemuda itu pergi karena bimbang dia tidak akan datang lagi untuk menerima hukuman mati.

Berkali-kali pemuda itu memohon dan bersumpah akan datang kembali, namun tiada seorangpun menunjukkan tanda simpati. Akhirnya tampil seorang tua menuju menghadap khalifah menyatakan kesanggupan untuk menjadi tebusan untuk membolehkan pemuda itu pulang ke rumah.

Orang tua itu tidak lain tidak bukan ialah Abu Dzar, seorang sahabat Nabi yang banyak meriwayatkan Hadits. Melihat apa yang terjadi, semua hadirin tercengang dan sebahagian besar memarahi Abu Dzar karena tindakannya yang membahayakan diri sendiri.

Abu Dzar berjanji untuk menjadi tebusan dan mempersilahkan pemuda itu pulang menyelesaikan masalahnya. Melihat kejadian ini, pemuda itu menjadi tenang dan mengikat janji bahwa dia akan pulang kembali untuk pancung langsung setelah urusannya selesai.

Abu Dzar sangat menyadari bahwa jika pemuda itu tidak menunaikan janjinya, maka nyawanya yang akan melayang.

Ketika ditanya Khalifah bagaimana dia sanggup meletakkan dirinya dalam keadaan membahayakan, Abu Dzar menerangkan demi keluhuran Islam, dia sangat malu melihat tiada siapapun sanggup mengulurkan bantuan ketika pemuda asing itu dalam kesusahan. Pemuda itu dibolehkan pulang ke rumah, sementara Abu Dzar dikurung di penjara.

Pada keesokan sorenya, banyak orang bergegas menuju ke istana khalifah untuk menyaksikan upacara hukuman qishos yang mencemaskan. Banyak orang menganggap Abu Dzar akan dibunuh karena kemungkinan besar pemuda itu tidak akan datang menyerahkan lehernya untuk dipancung.

Saat yang mendebarkan terjadi ketika beberapa menit lagi jam lima sore, pemuda itu masih belum tiba. Abu Dzar dikeluarkan dari kurungan. Kegagalan pemuda itu menghadirkan diri, akan menyebabkan Abu Dzar menjadi korban.

Di saat terakhir, orang ramai melihat kelibat seorang lelaki menunggang seekor kuda dengan amat kencang sekali. Ketika itu riak cemas orang ramai bertukar menjadi reda. Tepat sekali bagaimana dijanjikan pemuda itu sampai genap jam lima sore.

Pemuda itu lantas turun di hadapan Khalifah seraya meminta maaf karena terlambat menyebabkan suasana tegang dan cemas. Pemuda itu menerangkan sepatutnya dia sampai lebih awal, tetapi terlewat disebabkan tali kudanya putus di tengah perjalanan.

Dia menerangkan urusan yang dikatakannya amat penting dulu ialah karena terpaksa menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai penjaga harta anak-anak yatim dan menyerahkan tugas itu kepada ibunya.

Pemuda itu berjumpa Abu Dzar untuk mengucapkan terimakasih di atas kesanggupannya menjadikan dirinya sebagai tebusan. Selepas itu dia segera ke tempat dilakukan hukuman pancung.

Ketika pengawal hendak menghayun pedangnya, tiba-tiba anak petani dengan suara yang kuat meminta hukuman dibatalkan. Dengan rela hati dia memaafkan kesalahan pemuda itu.

Mendengar kata-kata anak petani itu, pemuda itu amat lega dan terus sujud tanda syukur kepada Allah.

Dikutip dari kitab: Qashash wa Ma'ani, karya Ala' Sadiq.

1 komentar untuk "Kisah Pengorbanan Pemuda Sebelum Dihukum Mati"

Finder History 23 Juni 2022 pukul 10.11 Hapus Komentar
Nice